Home / Artikel / Kegiatan Amaliyah Tadris di Pesantren Amanah Muhammadiyah Tasikmalaya

Kegiatan Amaliyah Tadris di Pesantren Amanah Muhammadiyah Tasikmalaya

 

Amaliyah Tadris (AT) adalah kegiatan Praktek Mengajar. Semacam micro teaching. Di Pesantren Amanah Muhammadiyah Tasikmalaya kegiatan ini sifatnya wajib, sebagai salah datu syarat mengikuti yudisium haflah takharruj (kelulusan).

“Setiap santri kelas XII wajib mengikuti kegiatan ini, dan akan mendapatkan giliran praktek mengajar, satu per satu selama satu pekan” ujar Ust. Yudi Purwanto AS, S.PdI. kepala SMA Plus Pesantren Amanah Muhammadiyah.

Kegiatan AT telah berlangsung satu pekan. Dilaksanakan mulai hari Senin 07 Februari 2022 dan ditutup hari Sabtu 12 Februari 2022.
Kelas yang digunakan sebagai tempat praktek mengajar adalah kelas VIII, IX, X, dan XI secara terpisah putra dan putri.

Peserta AT adalah santri kelas XII sebanyak 66 praktikan. Terbagi menjadi 6 kelompok. Mata pelajaran yang diampu meliputi 13 mata pelajaran. 10 mata pelajaran dalam rumpun bahasa Arab, yaitu Mutholaah, Muhadatsah, Tamrin Lughoh, Mahfudzot, Nahwu, Shorf, Hadits, Imla, dan Khat. 3 mata pelajaran rumpun kompetensi bahasa Inggris yaitu : Composition (Listening & Writing), Reading, Conversation, dan Grammar.

Menurut mudir Pesantren Amanah Muhammadiyah, KH. Arif Somantri, M.Ag., dasar acuan kegiatan AT adalah standar pendidikan pesantren Muhammadiyah mengenai profil lulusan. Mampu menjadi pendidik dan mahir berbahasa Arab dan Inggris. Adapun tujuan AT adalah untuk mengasah pengalaman empirik mengajar dan melatih kepercayaan diri tampil di depan publik dengan persiapan yang terukur dan sistematis.

“Kegiatan AT mengacu pada profil lulusan yang telah ditetapkan dalam standar pendidikan pesantren Muhammadiyah. Tujuannya, untuk mengasah pengalaman empirik dalam mengaplikasikan ilmu keguruan (Tarbiyah wa Ta’lim dan At-Tarbiyah al-‘Amaliyah) yang secara teoritis sudah dipelajari di kelas IX, X, dan XI. Belajar riil di depan santri. Belajar membuat persiapan secara terukur dan sistematis, belajar percaya diri, belajar memimpin, belajar mengelola kelas, belajar mendedikasikan diri”, demikian dijelaskan oleh sang mudir itu dalam acara pembukaan AT yang dihadiri seluruh santri praktikan, guru pembimbing, guru pamong dan jajaran pimpinan sekolah dan pesantren.

Sebelum pelaksanaan AT diadakan pembekalan intensif dan bimbingan selama dua minggu,dibersamai pembimbing amaliyah dan guru pamong dalam pembuatan I’dad Tadris atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Diantara santri ada yang berkali-kali menghadap pembimbingnya karena banyak kesalahan dalam penulisan RPP, apabila dikoreksi, maka kesalahan dalam penulisan RPP harus segera dibetulkan dan dihadapkan lagi kepada pembimbing amaliyah.

Dalam pelaksanaan AT, setiap santri memasuki kelas dan materi yg telah ditentukan sebelumnya. Tentu saja, sebelum tampil di kelas, ia harus membuat I’dad atau persiapan mengajar (RPP), yang meliputi: tujuan umum, tujuan khusus, materi, metode, hingga apa yang akan dilakukannya di kelas saat mengajar. Semuanya harus tertulis rinci di dalam I’dad. Dan I’dad itu harus diapprove oleh Guru Pembimbingnya.

Sementara seorang praktikan melaksanakan AT, rekan-rekannya yang lain, sebanyak 11 orang dalam satu kelompok, dan 2 orang guru pamong akan berdiri di kelas itu dan memperhatikan semua yang dilakukan oleh santri praktikan. Bahkan dalam AT perdana ananda M.Fahmi al-Faruq Fathurrohman, dalam pelajaran al-Muhadatsah, diperhatikan oleh rekan-rekan nya sebanyak 65 orang dan 2 guru pamong. Mereka dengan cermat memperhatikan dan berusaha menemukan kekeliruan dalam proses mengajar. Kekeliruan itu bisa berupa metode ( thariqah ), substansi materi ( madah ), atau kekeliruan dalam lisan ( alhan ), bahkan kekeliruan dalam sikap ( ahwal mudaris ).
Usai praktek mengajar, dilanjut forum intiqodat (evaluasi), dimana teman-temannya dan guru pamong akan menyampaikan kritikan dan evaluasi pembelajaran. Salahnya apa, buktinya apa, dan bagaimana seharusnya yang benar. Akan didiskusikan dan diperdebatkan, biasanya menghabiskan waktu 1 jam, kadang lebih. Bagi praktikan yang kesalahannya banyak dan melampaui batas ketentuan, maka ia harus mengulanginya lagi. Hasil evaluasi dan masukan dari rekan sejawat dan guru pamong ditulis di dalam buku yang sudah disiapkan panitia AT, Kitab an-Naqd.

Dalam acara penutupan AT hari Sabtu, 12 Februari 2022. Ketua pelaksana AT, Ust. Wahyu Jaelani, S.HI menyampaikan pengumuman pencapaian akhir kegiatan AT. Pengumuman yang ditunggu-tunggu santri-santri praktikan, sangat mendebarkan hati. Terbersit dalam benak mereka kekhawatiran tidak lulus dan harus mengulang AT. Namun, setelah disampaikan bahwa semua praktikan lulus, suasana pun pecah dengan tepuk tangan riuh rendah dari santri-santri praktikan, rona kegembiraan pun membuncah.

“Setelah melalui penilaian secara seksama dari guru-guru pamong dan pembimbing amaliyah, dinyatakan seluruh santri praktikan dari kelas XII yang berjumlah 66 orang tahun pelajaran 2021-2022, dinyatakan lulus.” seperti disampaikan Ust. Wahyu dengan semangat yang menggebu-gebu.
Dia juga menyampaikan pengumuman 6 orang terbaik dalam AT. 3 santri praktikan terbaik dalam mata pelajaran berbahasa Arab, dan 3 santri praktikan berbahasa Inggris. Namun, nama-namanya masih dirahasiakan, karena akan disampaikan secara resmi nanti pada acara haflah takharruj. “Biar surprise”. Imbuhnya.

Sementara itu, mudir atau pimpinan pesantren Amanah, sebelum menutup kegiatan AT menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan AT dengan baik, tertib dan lancar. Beliau berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu suksesnya kegiatan AT. Kepada semua santri praktikan beliau berpesan agar ruh mendidik dan mengajar dapat menjadi bagian dari sikap hidup mereka.

” Anak-anak ku, AT merupakan salah satu bentuk pendidikan untuk mendidik. Belajar untuk mengajar. Semacam ToT: Training for Trainers. Karena, kelak, kalian harus dapat mengajar masyarakat dengan baik, apapun profesi yang kalian tekuni. Maka jadilah kalian pribadi yang mampu memberikan teladan. Mendidik dan mengajar, bukan soal kemampuan, tapi kita tekankan pada lebih kepada soal kemauan dan keteladanan. Ruh mendidik dan mengajar harus menjadi bagian dari sikap hidup kalian.” demikian pungkas KH. Arif Somantri, M.Ag., dilanjutkan dengan menutup kegiatan AT dengan bersama mengucapkan hamdalah. (Tsm, 12 Februari 2022. Humas pesantren Amanah Muhammadiyah Tasikmalaya).

Sumber : KH. Arif Somantri (Mudir Pesantren Amanah)